19/05/09

Kristal Air???

"Tidak ada dua kristal salju yang persis sama.",kata-kata inilah yang membuat Masaru Emoto memulai penelitianya tentang kristal air. Ketika melihat tulisan itu, ia mulai berpikir,jika ia membekukan air dan melihat kristal-kristalnya, setiap kristal akan tampak sangat unik. Segera saja ia meminta seorang peneliti muda di perusahaanya untuk melakukan percobaan di bidang yang tidak dikenal oleh seorang pun dan tidak ada jaminan bahwa usaha mereka ada gunanya. Hal pertama yang ia lakukan adalah menyewa sebuah mikroskop yang sangat akurat dan melihat kristal air yang membeku di lemari es dapur. Namun, karena berada pada suhu kamar maka es sangat cepat mencair. Setelah hampir dua bulan melakukan penelitian akhirnya mereka memperoleh sebuah foto kristal berbentuk heksagonal yang sangat indah. Dan saat ini penelitian dan percobaan tersebut dilakukan di sebuah ruangan yang suhnya dipertahankan pada suhu -50 Celcius.

Penelitian selanjutnya ia mencoba untuk melihat kristal air ledeng dari beberapa tempat, namun ternyata tidak satupun kristal air terbentuk. Sedangkan pada air alami, dari manapun asalnya (sumber air, sungai bawah tanah, gletsr dan hulu sungai) dapat membentuk kristal yang utuh. Kemudian mereka mencoba untuk memperdengarkan musik pada air dan melihat pengaruh musik tersebut terhadap kristal air yang dihasilkan. Ketika air diperdengarkan pada jenis-jenis musik klasik (Pastoral Symphony karya Bethoven, 40th karya Mozart, Etude in E, Opus 10, No. 3, karya Chopin, dan lain-lain) menghasilkan kristal berbentuk baik dengan karakteristik yang khas. Sedangkan ketika air diperdengarkanpada musik jenis Heavy-Metal yang kasar, yang muncul adalah kristal air yang terbelah dan tidak berbentuk baik.

Penelitian mereka tak tehenti disana, mereka kemudian mencoba mengetahui bagaimana pengaruh tulisan terhadap air. Mereka masing-masing menulis di secarik kertas kata "terimakasih" dan "bodoh" lalu menempelkanya disekeliling botol berisi air. Hasilnya air yang di papar kata "terimakasih" membentuk kristal heksagonal yang indah, tetapi air yang dipapar kata "bodoh" menghasilkan kristal yang tidak berbentuk utuh dan terbelah.

Percobaan lebih lanjut juga menunjukkan bahwa air yang dipaparkan ungkapan pasitif, misalnya "Ayo kita lakukan!", menciptakan kristal yang menarik dan berbentuk baik. Tapi, air yang dipaparkan dengan kata-kata negatif, seperti "Lakukan!", nyaris tidak membentuk kristal sama sekali. Dari percobaan yang berkaitan dengan kekuatan kata-kata ini dapat kita petik pelajaran bahwa getaran kata-kata yang baik akan berdampak positif pada dunia kita, sedangkan getaran kata-kata yang negatif memiliki daya yang menghancurkan.
kristal yang rusak
kristal yang sempurna
by : Sofa Zainuddin

2 komentar:

  1. Keren banged Bang artikelnya...
    bisa nambah wawasan...

    BalasHapus
  2. "wah keren pak artikelnya..", kemudian kristal itupun membentuk poligon yang sempurna...

    BalasHapus